"Classic memang lah kami posisikan buat mereka yg gemar model seperti Dakota (Bold 9900). Target marketnya lebih utk orang yg sulit 'move on'," kata Senior Produk manager BlackBerry South East Asia Ardo Fadhola, diwaktu menerangkan asal-muasal Classic pada Kompas Tekno di Jakarta, kurang lebih pertengahan bln ini. Nah, seperti apa mobile phone yg sejak awal ditujukan yang merupakan obat penghilang rindu buat peminat BlackBerry ini? Ikuti ulasan berikut. Download Google Maps
Baru tetapi lama, Walaupun menjalankan system operasi BlackBerry OS 10.3.1 yg terkini, penampilan Classic lebih serupa dgn piranti BlackBerry OS 7 lawas ketimbang saudara-saudaranya yg sama-sama berbasis Blackberry OS 10. Aspek tersebut disebabkan oleh penambahan ruangan "tool belt" alias sabuk navigasi yg berisi empat tombol fisik berikut suatu trackpad. Letaknya persis dibawah monitor berukuran 3,5 inci yg berbentuk persegi.
Tombol-tombol tersebut menjalankan fungsi yg sama dgn rangkaian tombol mirip yg terdapat terhadap piranti BlackBerry OS 7. Di segi paling kanan & kiri terdapat tombol panggilan (dial & end call), sementara tombol "escape" & "menu" mengapit trackpad yg diposisikan persis ditengah. Trackpad itu serta bukan cuma pajangan, namun mampu dimanfaatkan menjelajah system operasi BlackBerry OS 10 yg dijalankan oleh Classic. Harga BlackBerry Z10
dibawah tool belt ini barulah bertengger jajaran tombol papan ketik QWERTY yg jadi ciri khas ponsel-ponsel BlackBerry. Ada lima baris tombol yg dipisahkan oleh garis "frets", dgn layout familiar ala BlackBerry. Speaker telephone & camera depan bersama resolusi 2 megapiksel melengkapi list komponen yg sanggup ditemukan di sudut muka. Camera mutlak bersama resolusi 8 megapiksel berikut LED flash ditempatkan di punggung, dalam satu "wadah" yg sama bersama tulisan berbunyi "classic".
SIM kartu & card memori Micro-SD masing-masing dipasang ke dalam piranti dgn menggunakan laci (tray) kecil di bidang kiri Blackberry Classic. Trick ini sedikit merepotkan sebab laci SIM kartu & Micro-SD cuma mampu di buka bersama media husus atau paper-clip. Classic beri dukungan card memori Micro-SD bersama kapasitas sampai 128 GB, sementara SIM kartu yg diperlukan merupakan dari kategori Nano SIM.
Pemilik Classic sanggup segera mencicipi kekuatan jaringan 4G LTE di Indonesia sebab ponsel canggih ini sudah memberi dukungan koneksi ke jaringan seluler berkecepatan tinggi tersebut. Mutu konstruksi Classic terbilang bagus. Dia terasa solid, padat, & mantap dalam genggaman. Kesan itu diperkuat oleh sudut pinggirnya yg berlapis bahan logam. "Frame luar Classic dipahat dari blok stainless steel utuh, sementara layarnya berlapis kaca Gorilla Glass. Kami benar-benar tak bermain soal daya tahan, oleh karenanya harga piranti kami lebih mahal," sebut Ardo menyangkut konstruksi Classic. Piranti ini terbilang bongsor dibanding model-model handset QWERTY lain keluaran BlackBerry. Perbedaan ukuran Classic, contohnya, langsung kelihatan diwaktu disandingkan dgn BlackBerry Q10. Tetapi beliau tetap tampak ramping kala diletakkan disamping Passport yg berbodi melebar. BlackBerry Z10
Monitor kotak BlackBerry Classic memakai monitor bersama aspect ratio 1 : 1 (720x720) maka penampakan antarmuka BlackBerry OS di piranti ini nampak menempati area persegi, seperti kepada perangkat-perangkat BlackBerry lain yg mempunyai monitor "kotak". Seperti biasa, di monitor penting terdapat penampilan homescreen berisi window penerapan yg sedang aktif (multi-tasking), BlackBerry Hub yg mengumpulkan seluruh notifikasi penerapan komunikasi di satu ruangan, & layar-layar lain berisi seluruhnya icon penerapan.